Mentari telah muncul, membuka langit yang gelap menjadi cerah. Ribuan tetes embun membuat pagi terasa lebih segar. Aku segera bangun dari tempat tidur ku dan berlari keluar barak (tempat untuk tentara beristirahat) untuk salat subuh. Setelah kembali ke tenda saya melihat teman-temanku sibuk dengan aktivitas mereka. Karena acara api unggun semalam tubuhku tidak mau diperintahkan untuk bergerak melakukan sesuatu. Aku dan kelas X SMAN 42 sedang mengikuti masa orientasi di paskhas 461 Halim.
Acra malam ke 2 yaitu jurit malam. mmmm... Siapa sih yg ga scared denger kata jurit malam. Pada jurit malam masing-masing kelas dibagi menjadi 3-4 orang untk berjaln di rawa gelap membawa suatu misi ke garis finish dengan tantangan hantu jadi-jadian dan bau-bauan kemenyan yang membuat kita smua takut sebelum berperang.
Langit menjadi gelap perlahan-lahan dan angin pun berhembus sepoi-sepoi seolah mengajak bulu kudukku untuk berdiri. Dengan langkah yang pesimis aku keluar setelah sarapan dan berganti pakaian, aku berjalan menuju
Masjid untuk salat, dan berdoa supaya semua acaranya lancar dan aman.
Setelah itu kami semua berkumpul di depan mesjid untuk diberi pengarahan, lampu jalan tidak ada dan senter pun tidak diperbolehkan untuk di bawa, hanya lampu alam yang menerangi kegiatan kami. Banyak sekali yang merasa takut, bahkan ada yang sakit karena ketakutan itu, sungguh kasihan, padahal ini hanya permainan(walau saya sendiri merasa takut).
Setelah menunggu, akhirnya acara jurit malam pun akan di mulai, "dag dig dug" itu yang kami semua rasakan.
Beberapa orang telah mulai berjalan, setelah beberapa menit, teriakan anak kelas X yang lain terdengar, itu menbuat hati semakin was-was, takut, dan gelisah. semuanya terdiam sambil berdoa dalam hati
Time in the world
You are visitor number
Beberapa Jam Untuk Selamanya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment